JAKARTA; Pestaria Sitorus, warga Perumnas Cengkareng RT 01 RW 03 Jakarta Barat, tak sabar menunggu antrean di barisan terakhir. Sesekali dia hendak menerobos antrean, tapi niatnya dihalangi petugas dan diminta tetap di tempat antrean.
Ketika saat giliran tiba, dihadapan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama, tangisnya pecah di Balaikota, Jumat (16/9/2016).
Dengan berurai air mata Ibu dua anak itu menceritakan permasalahannya. Ia meminta anak keduanya, Gabriel Siahaan yang baru berusia 3 bulan dirawat di RS Hermina Daan Mogot segera dipindahkan karena pihak rumah sakit sudah merujuk ke beberapa rumah sakit tapi penuh.
“Pak tolong, anak saya sudah 14 hari dirawat, pak,” tangis Pestaria dengan membawa berkas di tangan.
“Coba cek RS Hermina deh, kemampuannya sampai dimana? Atau rujuk ke RS Siloam, bisa BPJS gak? Urus deh, masalah bayar apa, urus aja” pinta Ahok pada salah satu stafnya, Natanael.
“Nanti ibu yang urus dia (staf) ya, nanti dia yang bantu,” ujar Ahok ke Pestaria.
Setelah Ahok masuk ruangan, dengan cepat staf gubernur, Natanael, segera mengecek data dan berkas yang dibawa. Ia segera menghubungi pihak RSUD Tarakan dan RSCM, namun jawabannya sama, ruangan penuh.
“Ibu, kamar memang penuh semua, jadi ibu tunggu saja, nomor (handphone) ibu sudah saya kasih ke dirut rumah sakit. Jadi ibu sekarang pulang dulu. Nanti kalau ada ruangan kosong, ibu langsung dihubungi. Tunggu telepon dari rumah sakit. Siapin berkas-berkasnya semua” pinta Natanael kepada Pestaria.
Gabriel, anak Pestaria dirawat di rumah sakit Hermina karena penyakit infeksi paru-paru tanpa meenggunakan layanan BPJS Kesehatan. Karena memerlukan penanganan khusus, bayi ini harus dirawat di ruang PICU (Pediatric Intensive Care Unit). Selama empat belas hari, jumlah tagihan Pestaria sudah mencapai Rp65 juta.
“Saya bingung, sudah tidak bisa bayar lagi. Tunggakannya sudah banyak. Saya bilang ke rumah sakit agar memakai BPJS, namun ditolak, alasannya sudah gak bisa,” tuturnya.
(ikbal/sirposkotanews)