Tepat 9 tahun lalu, basri sangaji preman asal sulawesi tewas di kamar hotel kebayoran. Tiga orang saksi, Ali Sangaji, M. Adil Tuheteru, dan Guru Sangaji, memastikan Tito Key hadir di kamar 301, Hotel Kebayoran Inn, saat peristiwa pembunuhan Basri Sangaji terjadi.
"Saya bisa pastikan Tito lah yang mengarahkan parang ke dada Basri," ujar Guru Sangaji dalam sidang pembunuhan Basri Sangaji di Kepolisian Resort Jakarta Selatan, Selasa (15/3). Sidang dipindahkan dari Pengadilan Negeri Jakarta Selatan setelah sidang sebelumnya (1/3) rusuh.
Senada dengan Guru Sangaji, Ali Sangaji melihat Tito Key naik ke tempat tidur dan menyerang Basri. "Saya bisa pastikan," ujarnya.
Dalam pengakuannya di berita acara pemeriksaan, Ali mengaku sebelum kejadian tersebut dirinya tidak mengenal Tito. "Tapi saat pembacaan dakwaan pertama, saya lihat dia (Tito), dalam saat itulah saya ingat dia ada di kamar. Belakangan saya tahu itu Tito Key," tambahnya.
Keterangan serupa juga diungkapkan oleh M. Adil. Ia juga mengaku tidak kenal Tito sebelumnya. Ia mengenali saat Tito hadir di persidangan dakwaan. "Waktu itu saya lihat laki-laki itu (Tito) kok masih di luar (bebas)," ujarnya.
Keterangan saksi yang mengaku tidak mengenal Tito Key ditanggapi oleh Ketua Majelis Hakim Efran Basuni. "Masak sih kalian tidak kenal, kalian kan gank, apalagi Tito kan Ambon juga, sudah jujur saja," ujarnya. Tetapi ketiga saksi tetap mengaku tidak mengenal Tito.
Ketiga saksi yang berada di kamar 301, Hotel Kebayoran Inn, mengaku melihat sekitar 10 orang melakukan penyerangan. "Kamar waktu itu terang dan sekitar 10 orang masuk ke kamar kami," ujar M. Adil. Dirinya kemudian mengambil asbak dan melempar ke arah pelaku. "Saya juga mengambil kursi sebagai tameng dan senjata untuk memukul," tambahnya.
Saat diminta mengenali lima terdakwa yang hadir, Guru dan Ali Sangaji mengaku tidak dapat mengenali mereka secara spesifik. Berbeda dengan Adil yang dengan tegas mengatakan kelima terdakwa ada pada saat pembunuhan.
Adil membenarkan dirinya melihat ada sosok berbadan kekar dan berambut cepak yang mengayunkan parang berkali-kali ke arah Jamal dan Ali. "Ya saya lihat itu," ujar Adil.
Keterangan saksi lagi-lagi dipertanyakan oleh hakim. "Bagaimana mungkin dengan lampu terang kok hanya kenal wajah Tito, bagaimana dengan yang lain, ini nggak masuk akal," ujar Efran.
Keterangan saksi dibantah oleh salah satu terdakwa, Seunnya Rahakbay. Menurutnya, mereka hanya delapan orang. "Enam orang naik ke kamar hotel dan dua orang menunggu di mobil," katanya. Sidang akan dilanjutkan minggu depan dengan agenda mendengarkan keterangan empat orang saksi dari jaksa penuntut umum.
Terbunuhnya Tito KeiDua kelompok preman besar asal timor yakni kelompok key dan kelompok basri sangaji, hingga kini masih terus berseteru. Perseteruan mereka bisa mencakup berbagai hal mulai dari bisnis pengamanan hingga politik. Bukan tidak mungkin terbunuhnya tito key jumat malam kemarin juga atas motif persaingan yang kian panas di antara dua kelompok preman ini.
Apalagi mengingat kejadian 9 tahun silam, basri sangaji tewas setelah dibunuh oleh kelompok key yang salah satu pelakunya adalah tito key sendiri.