Vokalis jazz wanita bernama Ella Fitzgerald dianggap sebagai salah satu penyanyi terbaik dalam sejarah jazz. Ia bernyanyi dengan kemampuan dan energi yang belum tertandingi. Dari slow, pindah ke ballads, sampai dengan lagu-lagu bebop, ia sudah terbiasa menyanyikan semua jenis lagu itu. Pada masa kanak-kanaknya Fitzgerald banyak melihat kematian orang yang dicintainya mulai dari Ibu sampai “ayah” tirinya. Beranjak dari sebuah teater bernama Apollo ia menjadi seseorang yang besar dalam sejarah jazz.
Kehidupan Keras Sewaktu KecilElla Fitzgerald dilahirkan di Newport News, Virginia dari kedua orang tua bernama William dan Tempie Fitzgerald. Kedua orang tuanya itu berpisah ketika Ella masih bayi. Tempie pindah ke Yonkers, New York bersama pacarnya, Joe Da Silva yang memperlakukan Ella benar-benar layaknya putrinya sendiri. Joe dan Tempie melakukan pekerjaan yang kurang layak dalam menghidupi Ella dan adik tirinya Frances, dan seringkali Ella membantu pekerjaan tersebut. Ella bekerja sebagai pengawas lebih tepatnya sebagai mata di rumah bordil dan sebagai asisten bandar judi, yang lalu akhirnya membawa Ella berurusan dengan polisi.
Pada tahun 1932 ibunya meninggal dalam kecelakaan mobil, dan tak lama kemudian, Joe Da Silva meninggal dunia juga akibat serangan jantung, kejadian ini dialami Ella ketika masih berumur 15 tahun. Fitzgerald yang masih remaja ini menghabiskan beberapa tahun berikutnya dengan berbagai masalah, diantaranya mendapat perlakuan para guru sekolah secara kasar sampai dengan tidak memiliki tempat tinggal
Berjuang lewat Teater Apollo
Pada tanggal 21 November 1934, pada usia 17 tahun, Fitzgerald memasuki sebuah kontes dansa terkenal di Harlem yaitu Apollo Theater. Begitu dia naik panggung, tidak tahu bagaimana tiba-tiba ia menjadi lumpuh, Fitzgerald yang malang terlalu gugup untuk berdansa. Para penonton pun tidak bisa bersabar dengan tingkahnya dan segera mencemoohnya, akhirnya dia memutuskan untuk menyanyi saja. Dia menyanyikan sebuah lagu berjudul Judy dari Hoagy Carmichael dan akhirnya membuat penonton menjadi gempar. Setelah beberapa kali bernyanyi dia diberikan hadiah sebanyak $25,00. Dari sinilah karirnya sebagai vokalis jazz dimulai.
Tahun berikutnya, Fitzgerald menarik perhatian drumer sekaligus pemimpin band besar bernama Chick Webb. Dia memberikan kesempatan pada Fitzgerald muda untuk membuktikan kemampuan bernyanyinya, dan hasilnya Fitzgerald berhasil membawa penonton kagum dalam nyanyiannya. Dengan ini Webb merekrutnya untuk ikut tur bersama grup bandnya. Sepanjang akhir tahun 1930-an, ia melakukan konser diberbagai tempat terkenal pada masa aliran Swing sedang populer, termasuk Savoy Ballroom Harlem. Pada tahun 1936 ia dikontrak oleh Decca Records, yang ia merekam “A-Tisket A-Tasket” pada tahun 1938. Dengan membawakan sebuah lagu anak-anak, Fitzgerald melompat ke atas tangga lagu pop, dan tentu karirnya sebagai bintang terus melejit.
Sebuah Vokal “Instrumentalis”
Selain populer di masyarakat pada masa itu, Fitzgerald juga mendapat perhatian dan dipuja oleh banyak musisi. Pada akhir 1930-an dan di awal tahun 1940, era Swing mulai mengalami jatuh. Pada tahun 1939, setelah kematian Chick Webb, Ella mengambil alih bandnya, tetapi tidak beberapa lama kemudian ia meninggalkan band tersebut untuk memulai karir solonya pada tahun 1942. Pada saat itu, aliran musik bebop sudah mulai populer, dan tentunya Fitzgerald mengambil kesempatan ini sebagai gaya bernyanyinya yang baru.
Pada tahun 1946, Fitzgerald mulai bernyanyi dengan band besar bernama Dizzy Gillespie. Terinspirasi oleh Gillespie, salah satu musisi yang paling berpengaruh pada aliran bebop, Fitzgerald mulai bernyanyi dengan gaya bunyi saxofon dan terompet. Dia mengembangkan gaya scat singing yang bisa menyaingi beberapa ahli yang memiliki teknik khusus dalam menggunakan alat musik. Fitzgerald tidak sebatas menirukan gaya scat singing seperti Louis Armstrong, tapi dia juga bisa meniru suara alat musik. Pada rekamannya tahun 1960 yaitu Live di Berlin, ia meniru suara bass solo pada lagu “How High the Moon.”
Di Sela-sela Musik Bebop
Pada akhir 1940-an sampai dengan awal 1950-an, Fitzgerald sudah menjadi wanita yang mapan. Pada 1946, ia jatuh cinta kepada seorang pemain bass bernama Ray Brown yang merupakan anggota band Dizzy Gillespie. Mereka menikah pada tahun 1947, tapi sayangnya mereka bercerai enam tahun kemudian dengan alasan bahwa mereka sama-sama terlalu sibuk dengan tur masing-masing. Norman Granz, produser sekaligus promotor yang mengadakan rangkaian acara konser Jazz di Philharmonic, berteman dengan Fitzgerald dan menjadi manajernya. Dia meyakinkan Fitzgerald bahwa Fitzgerald bisa memainkan lebih dari bebop.
Pada tahun 1955 Granz bekerjasama dengan Verve Records, dan langsung ditandatangi oleh Fitzgerald. Dengan Verve, Granz menghasilkan rekaman multi-album yang menghasilkan banyak lagu Fitzgerald yang paling terkenal dalam sejarah pop Amerika dan para pencipta lagu jazz. Ella Fitzgerald sings the Cole Porter Songbooks dan Ella Fitzgerald Sings the Duke Ellington Songbooks merupakan dua album paling terkenal dari multi-album yang telah direkam. Rekaman Fitzgerald dengan tajuk Songbooks tersebut membawanya kepada pujian dan terkenal tidak terbatas pada segmen jazz saja melainkan juga sudah mencapai taraf dunia. Di sinilah masa kejayaan Ella Fitzgerald yang menjadikannya vokalis jazz wanita yang termasyur.
Ella Fitzgerald terus melakukan show-nya dan merekam lagu-lagunya sampai awal 1990-an, dan apa daya karena usianya yang semakin tua masalah kesehatan mulai menggerogoti hidup Fitzgerald. Sebelumnya, Fitzgerald sudah menderita katarak dan ternyata pada tahun 1980 ia telah mengidap diabetes, dan juga pernah operasi jantung. Pada tahun 1993 kedua kakinya diamputasi akibat penyakitnya yang komplikasi termasuk diabetes. Akhirnya tahun 1996 tepatnya pada tanggal 15 Juni, ketika usianya 79 ia meninggal dunia di rumahnya, Beverly Hills.
Bagaimana pun juga Fitzgerald telah mengakhiri karirnya dengan meninggalkan suara yang begitu luar biasa dan masih sering diperdengarkan sampai sekarang. Wanita ini adalah salah satu vokalis jazz legendaris.
Diterjemahkan dan diedit dari sumber:
Jacob Teichroew