ilustrasi http://otonomik-nugi.blogspot.com
Apa sekiranya yang akan anda lakukan apabila diet ketat anda selama ini tidak membuahkan hasil? Atau justru berat badan anda jadi nambah karena pola diet yang salah? Inilah permasalahan diet yang pernah saya alami sekitar lima bulan yang lalu. Sejak berat badan saya naik drastis menjadi 62 Kilogram, saya diprotes oleh teman-teman kampus. Pipi dan lengan tampak lebih berdaging dari sebelumnya. Sementara itu perut saya jadi sedikit lebih buncit. Awalnya cuek saja dengan perkembangan tubuh saya yang membesar ini. Malah saya semakin ganas dengan kegiatan wisata kuliner. Apalagi waktu itu di Solo, banyak dibuka tempat makan yang baru. Langsung saja saya meluncur untuk menyerbu menu-menu dari tempat makan tersebut.
Pola makan harian saya juga tidak kalah buruknya. Paling tidak selalu ada ayam bakar di setiap menu makan siang. Tidak jarang saya menghabiskan dua porsi setiap kali makan. Selain itu saya suka mengkonsumsi susu, tapi bukan susu low fat. Karena rasa susu rendah lemak itu memang tidak cocok di lidah. Kurang gurih. Kalau malam, tukang sate pun dengan setia lewat di depan kost. Alasannya apalagi kalau nggak ngapelin pelanggan setia seperti saya. Sate lima belas tusuk pun habis saya makan sendiri. Saya pun jarang berolah raga. Tidur sehari bisa lebih dari dua belas jam. Dan masih banyak lagi kegiatan yang cenderung memperburuk kondisi tubuh penulis.
Dampak pola hidup yang buruk ini mulai saya rasakan ketika timbangan berat badan yang menunjukkan angka 64 kilogram. Saya pun mulai panik. Kaki saya mulai sering sakit karena berat badan yang berlebih. Sebenarnya berat badan yang naik tidak terlalu mengganggu penampilan. Hanya sedikit bagian tubuh yang terlihat tembem. Saya tetap percaya diri dalam beraktivitas. Namun, melihat kenyataan bahwa obesitas dapat menimbulkan banyak penyakit, akhirnya saya putuskan untuk menjalani diet ketat. Saya memutuskan untuk tidak sarapan. Cukup makan siang saja. Itupun dengan sayuran. Saya langsung berhenti makan nasi. Akan tetapi ini bukanlah metode yang tepat. Tubuh saya mendadak lemas. Sepertinya ada reaksi kaget dari tubuh saya karena tidak mengkonsumsi nasi sama sekali.
Karena sudah dua hari diet ketat yang salah itu saya jalani, perut saya mulai merasakan lapar. Saya pun mencoba untuk makan nasi. Dan karena rasa lapar itulah saya mulai makan berlebihan lagi. Alhasil berat badan saya tambah naik setiap hari. Lebih buruknya lagi, jerawat di pipi mulai bermunculan. Pengendalian diri yang kurang terhadap nafsu makan berlebihan membuat saya berpikir. Saya harus mengontrol keinginan makan saya yang cukup besar. Kemudian saya memutuskan untuk mencari cara diet yang tepat lewat googling. Disana saya justru dipertemukan dengan penjual obat pelangsing online. Penjual tersebut mempromosikan produknya yang katanya ampuh untuk menurunkan berat badan dalam jangka waktu satu bulan.
“Bisa turun 20kg/bulan mbak. Impor dari Korea. Ini herbal dan aman. Percaya deh.”tuturnya lewat pesan.
Karena sudah hampir putus asa, akhirnya rasio berpikir saya tidak jalan. Saya tertarik saja dengan iming-iming penjual obat tersebut. Dengan harga 100ribu, jadi juga obat itu saya beli. Setelah obat datang, saya mulai rutin mengkonsumsinya. Efeknya sangat luar biasa. Saya benar-benar kehilangan nafsu makan saat pertama kali minum. Teman-teman saya pun heran. Saya hanya bernafsu dengan air putih. Seharian saya tidak makan dan hanya minum air putih. Teman-teman pun menjuluki saya “sapi glonggongan”.
Setiap hari saya harus memaksakan diri untuk makan nasi. Sangat berbeda dengan keadaan sebelumnya yang memaksa saya untuk berhenti makan. Efek obat tersebut membuat saya galau ketika melihat makanan. Sensasi ingin muntah dan perih di lambung mulai saya rasakan. Berat badan saya pun turun signifikan selama enam hari mengkonsumsi obat. Waktu itu saya lihat berat badan saya menunjukkan angka 60 Kilogram. Saya sangat senang dengan penurunan ini. Tapi pencernaan saya mulai bermasalah. Buang air besar tidak lancar karena memang jarang ada makanan yang masuk ke mulut. Tubuh pun semakin lemas dan tidak enerjik. Teman-teman yang biasanya mengenal saya ceria mengatakan bahwa wajah saya pucat dan tidak bergairah.
Puncaknya, adalah ketika saya ingin menjemur pakaian di lantai tiga. Kepala terasa berat dan pemandangan terasa berputar-putar. Saya pun segera kembali ke kamar. Rasa mual tiba-tiba menyerang lambung. Benar-benar menyakitkan saat itu. Saya pun berpikir apakah ini efek dari obat yang saya minum, atau saya yang tidak mau makan. Nafas saya pun mulai sesak. Apalagi saat itu kost-kostan sedang sepi. Benar-benar seperti orang sekarat. Semuanya terasa kabur. Dalam keadaan setengah sadar, saya pun terkapar di lantai kamar. Tubuh sudah sangat lemas dan tidak mampu bergerak. Saya berpikir apakah ini memang akhir dari hidup saya. Sungguh tragis apabila saya harus mati karena mengkonsumsi obat diet.
Mukjizat pun datang tatkala sahabat saya datang ke kost. Saya masih dalam keadaan setengah sadar karena memang hanya tubuh saya yang benar-benar lemas. Dia pun terkejut dan berteriak histeris mengira saya sudah mati. Karena tidak ada orang, sahabat saya pun kebingungan. Tapi menyadari bahwa saya masih hidup, dia pun bergegas menelepon seseorang. Setelah itu saya benar-benar tidak sadarkan diri. Tidak ada mimpi yang bergelayut dalam pikiran saya ketika pingsan. Tau-tau ketika saya bangun, saya sudah berada di atas kasur. Dia memaki-maki saya karena saya tidak mau makan. Dan setelah kejadian tersebut, saya membuang sisa obat yang saya beli. Saya tidak mau lagi menjalani diet dengan obat. Efeknya sungguh menyakitkan.
Seiring waktu berjalan, akhirnya saya menemukan solusi diet yang benar-benar ampuh dan tepat. Saya meninggalkan pola hidup yang tidak disiplin dan cenderung instan. Saya tetap makan, akan tetapi semua menu makanan harian saya rubah. Ada hal yang saya dapat ambil pelajaran di sini bahwa kita tidak bisa mengubah segala sesuatu dengan drastis. Harus sabar dan pelan-pelan. Kegiatan tidur saya pun saya rubah dengan mengisi kegiatan-kegiatan sosial di luar organisasi kampus. Benar saja, berat badan saya saat ini sudah normal (sesuai dengan tinggi badan). Jerawat sudah tidak lagi bermunculan. Kulit menjadi bersih dan rambut lebih kuat berkilau.
Ada beberapa terobosan dalam diet yang saya lakukan. Semisal rutin bangun sebelum adzan subuh berkumandang, mengkonsumsi oats, olahraga kecil setiap pagi, dan rajin berpuasa. Semua itu dilakukan dengan rutin dan disiplin. Kalaupun makan nasi, saya mencoba untuk mengurangi porsinya. Wisata kuliner cukup dua minggu sekali. Saya pun tidak sering lagi mengkonsumsi daging ayam. Saya alihkan kepada makanan laut seperti ikan. Tak jarang saya juga mengkonsumsi masakan dari ikan sungai seperti ikan gabus. Rutin konsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan. Dan saya pun mulai terbiasa meminum susu kalsium. Tidak lagi susu berlemak. Kurangi makan-makanan yang manis dan mengandung banyak gula. Cara ini sudah membuahkan hasil. Berat badan saya saat ini 53 Kilogram sejak saya menerapkan pola ini selama empat bulan. Saya tidak memiliki target tubuh menjadi kurus. Terlalu kurus juga kurang bagus. Dan satu lagi, jangan coba-coba deh mengkonsumsi obat diet. Apalagi tertarik untuk membeli walaupun dengan label herbal jika tidak jelas siapa produsennya. Perbanyaklah minum air putih. Penulis sudah benar-benar kapok. Pola hidup sehat, itulah kuncinya. Pikirkanlah penyakit apa kiranya akan anda derita ketika mengalami obesitas. Juga penyakit yang ditimbulkan karena mengkonsumsi obat pelangsing. Semoga dengan berbagi pengalaman kita semua dapat memperoleh manfaat.
Selamat Pagi
http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2013/04/26/sekarat-karena-obat-pelangsing-554961.html