Bupati Batang Yoyok Riyo Sudibyo menegaskan bahwa dia tidak ingin mencalonkan diri lagi sebagai bupati di daerah yang sama.
Yoyok merasa sudah cukup memimpin Kabupaten Batang selama lima tahun dan tak ingin menjadi calon petahana pada Pemilihan Kepala Daerah 2017.
“Ya, kalau pemimpin itu sumpah itu satu kali. Kalau sudah tidak maju lagi, Saya sudah sumpah enggak akan calonkan lagi di Batang. Bagi saya, pimpin Batang cukup lima tahun," ujar Yoyok
Mantan perwira TNI itu mengatakan, tekad itu sudah ia teguhkan sejak 2,5 tahun lalu.
Pria yang pernah mendapat anugerah Bung Hatta Anti Corruption Award 2015 itu menuturkan, dia sempat sulit menyesuaikan diri di lingkungan birokrat.
Latar belakangnya di bidang militer ternyata sama sekali berbeda dengan kultur birokrasi pemerintahan, apalagi ia tidak pernah dibekali pengetahuan politik.
"Waktu saya masuk ke lingkungan bupati, saya pikir mending saya ikut perang saja. Saya jadi tentara puluhan tahun kan dididik. Tapi, ini saya harus pimpin bawahan yang pengalamannya sudah puluhan tahun," kata Yoyok.
Siapa pun penerusnya nanti, Yoyok berharap Batang bisa berkembang lebih baik. Yoyok enggan mengatakan profesi apa yang akan ia jalani setelah melepas jabatan bupati.
"Yang jelas ke mana pun langkah saya, saya akan serius. Saya dagang serius. Saya di TNI serius. Di birokrat harus serius," kata Yoyok.
Masa jabatan Yoyok akan berakhir pada 13 Februari 2017. Dua hari setelah itu, pilkada serentak digelar di 101 daerah, termasuk Batang dan Provinsi DKI Jakarta.
Yoyok sempat disebut-sebut sebagai salah satu tokoh yang kemungkinan akan dicalonkan oleh PDI Perjuangan sebagai kepala daerah pada Pilkada DKI Jakarta 2017.
Menjawab pertanyaan wartawan tentang kemungkinan maju di Pilkada DKI, Yoyok menjawab diplomatis.
"Ini jadi anugerah bagi rakyat Batang kalau sampai ke DKI atau ke mana pun. Yang jelas, saya akan selesaikan sampai tuntas di Batang," kata dia.