Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah, meminta semua pihak agar tidak mempersoalkan jika keluarganya maju dalam bursa calon anggota legislatif baik di tingkat provinsi dan pusat untuk Pemilu 2014. Ratu Atut beralasan, pencalonan keluarganya sebagai anggota legislatif maupun anggota DPD merupakan hak setiap warga negara atau hak asasi manusia.
"Itu mah hak asasi manusia, siapapun masyarakat mempunyai keinginan untuk mencalonkan untuk menjadi apa saja, silahkan saja. Kenapa sih harus diributkan. Masa iya, keluarga gubernur tidak memiliki hak yang sama dengan masyarakat Banten lainnya," kata Atut Jumat, 26 April 2013. (Lihat: Dinasti Banten Rame-rame Jadi Caleg DPR dan DPD)
Atut menegaskan, sangat mendukung terkait pencalonan legislatif keluarganya dalam pemilu 2014 ini, termasuk terhadap semua caleg yang ada di Banten. Mereka harus memiliki komitmen yang tinggi untuk membangun Banten ke arah yang lebih baik lagi. "Sekali lagi ibu minta, kalau sudah duduk nanti jangan lupa dengan rakyat Banten," katanya.
Menurut Atut, siapapun orangnya yang akan maju dalam bursa pencalonan, maka yang bersangkutan harus memiliki komitmen yang tinggi terhadap pelayanan masyarakat banten. "Jangan kalau sudah duduk nanti cuek, lupa dengan pembangunan Banten. Jadi caleg itu duduk dimana saja harus ingat Banten. Termasuk keluarga Ibu sendiri, duduk di mana saja harus berkomitmen membangun Banten," katanya.
Sebelumnya, Pengamat Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) Serang, Idi Dimyati mengatakan, fenomena pencalonan sejumlah anggota keluarga kepala menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat di tingkat provinsi dan pusat merupakan bentuk pembajakan demokrasi. "Demokrasi langsung telah dirusak oleh elit-elit politik dan penguasa yang ada saat ini," katanya.
Idi Dimyati mengatakan, partai politik harus lebih bertanggung jawab dalam hal ini. Karena efek dari adanya fenomena tersebut, maka fungsi checks and balances dari legislative akan menjadi hilang. "Efek yang terjadi yaitu tidak adanya checks and balances kepada kekuasaan," tegas Idi Dimyati.
Menurut Idi Dimyati, rekrutmen yang dilakukan partai politik saat ini tidak melihat kapabelitas calon yang didudukannya di legislatif. Namun lebih memilih, sosok yang didudukanya memiliki kemampuan keuangan dan bisa menang dalam Pemilu. "Sehingga saat caleg tersebut menjadi legislativ, dia akan berupaya untuk mendapatkan uang, untuk keberlangsungan mempertahankan partai dan pribadi Celeg itu sendiri," katanya.
Menurut Idi Dimyati, fenomena pencalonan sejumlah keluarga pejabat atau penguasa sebagai calon anggota legislatif pusat dan daerah serta DPD bukan fenomena yang aneh. Kerena fenomena tersebut telah terjadi sejak jaman dulu. "Untuk melanggengkan kekuasaan, secara manusiawi akan menempatkan orang-orang terdekatnya diposisi yang bisa mendukung dan menjaga kekuasaanya," tegas Idi.
Sebagaimana diketahui, pada Pemilu 2014 nanti, anak-anak kepala daerah di Banten beramai-ramai mencalonkan diri menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat di tingkat provinsi dan pusat. Ada anak Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah, anak Bupati Lebak Mulyadi Jayabaya, dan anak Walikota Tangerang Wahidin Halim.
Anak Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah yang mencalonkan diri menjadi anggota DPR adalah Andika Hazrumy. Dia maju dari Partai Golkar. Andika saat ini adalah anggota Dewan Perwakilan Daerah. Dia tak sendiri. Saudara perempuannya, Andiara Aprillia Hikmat mendaftarkan diri sebagai anggota DPD perwakilan Banten. Kalau terpilih, dia akan mengganti posisi kakaknya di Senayan.
Menantu Ratu Atut, Ade Rossi Chaerunnisa atau istri Andika Hazrumy, yang saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Kota Serang, juga kembali berlaga. Kali ini dia kembali mencalonkan diri menjadi anggota DPRD Banten dari Partai Golkar. Suami Ratu Atut Chosiyah, Hikmat Tomet, yang saat ini menjadi anggota DPR dari partai Golkar juga belum akan pensiun. Hikmat kembali mencalonkan diri sebagai anggota DPR.