Jakarta, Orang tua mana yang tidak ingin memiliki anak-anak cerdas? Nah, untuk mempunyai anak yang cerdas, ada cara sederhana yang bisa dilakukan orang tua, terutama ibu, yakni dengan memanfaatkan Air Susu Ibu (ASI).
Ketua divisi tumbuh kembang RSUD Dr.Soetmomo/FK Unair Surabaya, Dr.dr.Ahmad Suryawan SpA(K) mengatakan masa kritis pertumbuhan otak anak berada di dua tahun pertama usianya. Oleh sebab itu, awali dengan memberi nutrisi awal dan stimulasi dini dengan 'membuka' masa enam bulan pertamanya, lanjut sampai usia dua tahun dan monitor sampai anak berumur enam tahun.
"Itu akan menghasilkan outcome anak yang the best dan bisa dilakukan dengan ASI. Susui anak selama enam bulan, lanjutkan sampai dua tahun dan monitor perkembangannya sampai enam tahun. Itu akan hasilkan anak yang the best," kata pria yang akrab disapa dr Wawan ini.
Meski begitu, dr Wawan mengakui bahwa saat ini terutama bagi ibu yang bekerja, proses menyusui memang agak sulit. Sehingga, ibu pun harus memberi ASI perah yang pemberiannya jelas berbeda dengan menyusui secara langsung, tidak ada bounding antara ibu dan anaknya.
"Program menyusui bisa lancar kalau ada hukum yang mengharuskan perusahaan untuk membuat ruangan khusus menyusui dan waktu istirahat bagi ibu untuk menyusui, bukan pojok menyusui. Tulis di depan sebuah ruangan, 'Quiet Please, Brain Development Inside'. Jadi di dalam ruangan itu sedang ada proses pertumbuhan otak anak," papar dr Wawan.
Hal itu ia sampaikan dalam Media Edukasi 'Kemampuan Bicara-Bahasa, Awal Kecerdasan dan Perilaku Anak' hasil kerjasama UKK Tumbuh Kembang Pediatri Sosial IDAI dan Kalbe-Morinaga di Hotel Gran Melia, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (13/12/2013).
Namun, jika karena suatu hal anak memang harus diberi susu formula, dr Wawan memberikan empat hal yang harus diperhatikan dalam memilih susu formula. Pertama, harganya murah menurut Anda. Meskipun murah itu relatif dan tidak bisa disamakan setiap orang. Kedua mudah didapat.
"Untuk apa susu didapat saat ini terus tiga bulan lagi baru bisa diperoleh. Ketiga, tidak menimbulkan reaksi pada anak misalnya alergi, diare, sembelit, atau gatal-gatal. Yang keempat perhatikan apakah dengan minum susu formula itu anak tetap bisa tumbuh," kata dr Wawan.
"Jika tumbuh ya sudah lanjutkan. Ingat ya, bukan susu yang bisa bikin anak kenyang, tapi bikin anak bisa tumbuh," imbuhnya.
dr Wawan pun menegaskan jangan komparasikan ASI dengan susu formula karena bagaiamanpun susu formula tidak bisa menyamai kualitas ASI. Meski demikian, dr Wawan mengatakan jangan pula Anda memusuhi susu formula.
"Setiap anak yang lahir punya potensi sama, tapi kenapa nanti hasilnya beda, karena ada lingkungan yang merubahnya. Mudah-mudahan anak-anak Indonesia bisa hidup di lingkungan yang kaya, kaya perilaku baik yang ia lihat, kaya kata baik yang didengar. Semoga orang tua punya pola asuh melekat. Tak harus dekat fisik, tapi harus jeli memonitor pertumbuhan anak," pungkas dr Wawan.