Lagu berjudul Mirasantika karya Rhoma Irama tengah dipelajari dan menjadi rujukan sejumlah kampus di berbagai belahan dunia karena dianggap mampu mempengaruhi karakter dan perilaku manusia.
"Ketertarikan kampus-kampus di dunia bermula dari karya Rhoma Irama yang dinilai menggambarkan kenyataan dan tidak sekadar lirik, tapi mampu mengubah karakter seseorang," ujar Ketua Umum DPP "Fans of Rhoma and Soneta" (Forsa), Surya Aka Syahnagra, Jumat, 22 November 2013.
Lagu berjudul Mirasantika yang merupakan kependekan dari minuman keras dan narkotik ini liriknya menggambarkan seseorang yang awalnya suka konsumsi minuman keras dan obat-obatan terlarang. Namun, gara-gara itu, seseorang terancam kehilangan masa depan.
Tidak itu saja, sejumlah karya penyanyi yang dijuluki raja dangdut tersebut juga menjadi bagian dari pelajaran mahasiswa, khususnya jurusan musik. Antara lain lagu berjudulKeramat, Judi, Begadang, dan Laailaahaillallah. "Dijadikannya rujukan dan masuk dalam buku karya profesor dunia merupakan sebuah kebanggaan. Kami berharap semua penyanyi atau pencipta lagu lainnya untuk tidak sekadar membuat lirik, tanpa ada hikmah," kata Surya Aka.
Mantan Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Jawa Timur itu mengatakan bahwa guru besar musik di Universitas Pittsburgh, Amerika Serikat, Prof Andrew Weiintraub, berbicara dengannya dan mengakui dunia saat ini tengah mengkaji lagu Rhoma Irama. "Alasannya, lagu karya Rhoma memiliki makna yang mendalam terhadap perilaku manusia secara universal. Itu sulit ditemukan pada artis lain di dunia," kata dia mengungkapkan apa yang disampaikan Andrew.
Kemudian, Surya Aka melanjutkan, Andrew menyebutkan buku karya ilmuwan yang menulis biografi Rhoma Irama. Andrew juga memberikan lampiran contoh buku-buku pelajaran yang terdapat biografi dan analisis lagu Rhoma. Sejumlah buku dan literatur yang di dalamnya mengupas biografi lirik-lirik karya Rhoma yakni, pertama, Simon Broughton, Mark Ellingham. 2000. Rough Guide to World Music; Volume 2: Latin and North America, the Caribbean, Asia and the Pacific.
Kedua, Capwell, Charles. 2004. The Music of Indonesia. Ketiga, Manuel, Peter. 1988.Popular Musics of the Non-Western World. Keempat, Sutton, R. Anderson. 2002. Asia/Indonesia. In Worlds of Music. Kelima, Sweeney, Philip. 1991. The Virgin Directory of World Music. Keenam Taylor, Timothy. 1997. Global Pop: World Music, World Markets.
"Prof Andrew mengakui, buku literatur kedua dan keempat sangat sering dipakai dan dianggap pelajaran wajib di ratusan universitas di dunia, termasuk ketiga yang sebagai kurikulum musik dunia," kata dia. Semisal, kata pria yang juga musikus tersebut, kuliah Introduction to World Music di Universitas Pittsburgh yang ada pada setiap semester.
"Padahal, di setiap semester, ada 300 mahasiswa yang berkuliah. Kalau jumlahnya 600 mahasiswa per tahun, berapa mahasiswa yang sudah pernah belajar lagu Rhoma Irama melalui buku-buku ini?" kata Surya.