Lurah Susan Jasmine Zulkifli (43) jadi buah bibir. Kehadirannya di Lenteng Agung ditentang sebagian warga karena alasan primordialisme. Padahal prestasinya moncer sebagai pemimpin.
Susan terpilih sebagai lurah beberapa bulan lalu lewat program lelang jabatan Jokowi-Ahok. Dia lulus dengan nilai cukup tinggi. Pujian dari sang gubernur pun sempat terlontar soal kehebatannya.
Berikut lima cerita menarik tentang Lurah Susan:
Karier Susan berawal dari seorang staf di BKKBN. Selama 22 tahun, jabatannya tak kunjung naik. Hingga akhirnya dia pindah ke Kelurahan Senen.
Di Senen, dia menjabat Kepala Seksi (Kasi) Prasarana dan Sarana Kelurahan Senen, Jakarta Pusat. Lalu, saat ada lelang jabatan, Susan pun ikut. Ibu satu anak ini kemudian terpilih sebagai lurah Lenteng Agung.
2. Gemar Blusukan
"Jadi tidak ada yang kata orang, kelurahan itu kerjanya cuma duduk, baca koran. Kan orang nilainya gitu rata-rata. Jadi saya tidak mau orang lihat kelurahan itu seperti itu. Saya turun ya turun saja," kata Susan.
Kalimat di atas menunjukkan betapa Susan menyerap inspirasi dari sang gubernur Jokowi. Dia turun ke lapangan untuk menelusuri permasalahan yang ada.
Saat ditemui detikcom pekan lalu, dia baru saja blusukan mengunjungi sejumlah RW. Dia suka blusukan dengan naik motor.
"Saya suka dari dulu itu seperti ini lho, saya harus ngedata. Kan saya turun, saya foto, sekaligus ngembangin," jelas Susan sambil menunjukkan foto-foto hasil blusukannya, mulai dari jalan berlubang sampai sarana dan prasarana tak memadai.
3. Bertekad Perbaiki LA
Susan punya banyak mimpi akan Lenteng Agung, Jaksel. Dia ingin aparat di wilayahnya berorientasi melayani warga. Susan tak mau aparatnya hanya sekadar duduk dan menunggu, tetapi juga menjemput aspirasi.
"Saya konsenstrasi untuk mewujudkan lingkungan wilayah yang sehat, indah, rapi, hijau, asri, aman, dan damai. Jadi membangun budaya masyarakat yang peduli dan memiliki kesadaran pada lingkungan sekitarnya," kata Susan.
Jebolan Fisip UI ini bertutur, di Lenteng Agung ada satu taman, yang menurutnya tak diperhatikan keindahannya. Selama ini seolah dilupakan. Padahal cocok untuk perbaikan lingkungan.
Lewat blusukan menyapa warga, Susan juga tahu ada warganya yang pelaku UKM, dengan mengolah sampah menjadi hiasan, tas, dan kompos. Dan ada juga yang membuat alas sepatu.
4. Didemo 'Setengah Hati'
Puluhan pendemo yang mengaku warga Lenteng Agung menolak keberadaan Susan. Alasannya, Susan tak beragama Islam, seperti mayoritas penduduk di sana. Namun ternyata, tak semua masyarakat setuju.
Para pendemo mempersoalkan ketidakhadiran Susan dalam sejumlah acara bertema Islam. Wanita berusia 43 tahun itu hanya mengirim wakil. Tapi, bagi warga lain itu bukanlah masalah besar.
Sejumlah ibu-ibu yang ikut unjuk rasa malah mengagumi Susan yang kerap blusukan dan menyapa warga.
"Saya cuma diajak-ajak. Kalau menurut saya sih Ibu Susan baik-baik saja," kata Rini, warga RT 10 Lenteng Agung, Jaksel, yang ditemui di depan kantor kelurahan, Rabu (28/8/2013).
Rini diajak tetangganya untuk ikut demo. Dia mengaku tak tahu kalau ternyata demonya menolak Susan sebagai lurah di Lenteng Agung.
"Ibu itu sering blusukan datang ke tempat warga. Saya pribadi nggak ada masalah," jelas Rini.