Jakarta - Sungguh kasihan orang-orang yang harus tidur di sekitar para pendengkur alias tukang ngorok. Tak hanya membuat orang di sekelilingnya terganggu, orang yang ngorok saat tidur juga berisiko mengidap hipertensi, penyakit jantung, diabetes dan alzheimer.
Suara bising saat mendengkur atau ngorok dihasilkan oleh getaran udara yang melewati jaringan di mulut, hidung atau tenggorokan. Ada banyak hal yang bisa memicu dengkuran, mulai dari leher yang tebal, lemak di sekitar tenggorokan, tidur telentang, hingga penyempitan jalan napas.
Seperti dilansir Daily Mail, Rabu (29/5/2013), ngorok bisa disebabkan oleh 6 hal dan memerlukan penanganan yang berbeda-beda.
1. Penyempitan HidungMendengkur bisa disebabkan oleh penyempitan hidung. Pemicunya bisa karena alergi dan kelainan pada septum hidung, yaitu dinding yang memisahkan rongga hidung kiri dan kanan. Gejalanya berupa hidung tersumbat, nyeri di wajah dan pusing.
Kelainan septum hidung dapat diketahui dengan cara menekan sisi satu lubang hidung dengan mulut tertutup, kemudian bernapas lewat lubang hidung yang lain. Untuk mengobatinya, gunakan obat semprot hidung steroid. Jika masih membandel, periksakan ke dokter spesialis THT.
2. Minum Alkohol dan MerokokMinum alkohol membuat otot-otot tubuh menjadi rileks, termasuk otot di belakang tenggorokan. Akibatnya, terjadilah ngorok.
Sedangkan merokok bisa memicu peradangan pada lapisan selaput lendir di hidung dan tenggorokan, akhirnya dapat memicu ngorok karena saluran udara menyempit.
3. Masalah RahangGangguan rahang juga merupakan penyebab mendengkur yang sangat umum. Apabila lidah letaknya terlalu dekat dengan rahang dan posisi rahang terletak kelewat jauh ke belakang, maka lidah akan menghambat jalan napas. Akibatnya, terjadilah dengkuran.
4. Obstructive Sleep ApneaApabila sering terbangun di malam hari sambil terengah-engah dan hidung tersumbat, lalu di pagi harinya merasa sakit tenggorokan, itu adalah pertanda mengalami obstructive sleep apnea. Gangguan inilah yang paling banyak memicu orang mendengkur.
Untuk mengatasinya, sebuah alat bantu pernapasan yang disebut CPAP (Continuous Positive Airway Pressure) terbukti dapat mengatasi sleep apnea.
5. Leher Pendek dan GemukLeher yang tebal pendek juga bisa menjadi pemicu kebiasaan mendengkur. Gangguan ini juga terkadang dialami oleh orang yang kurus. Terkadang kondisi ini disertai dengan sleep apnea ringan, terutama pada mereka yang mengalami obesitas.
Pada orang yang gemuk, penurunan berat badan dapat membantu. Bisa juga dengan mengenakan topeng untuk menutup mulut atau hidung. Mengikatkan tali di dagu untuk membuat mulut tetap tertutup saat tidur juga bisa menjadi alternatif.
6. Amandel BesarBerkurangnya ruang napas di belakang tenggorokan juga merupakan salah satu pemicu mendengkur. Adapun penyebabnya bisa karena jaringan lunak yang menggantung di belakang tenggorokan kelewat besar, atau amandelnya yang kelewat besar.
Untuk mengatasi masalah yang mendasari, sebaiknya lakukan operasi amandel dan sebagian jaringan di belakang tenggorokan. Tindakan ini akan menghentikan penyempitan saluran udara sehingga memperkecil risiko mendengkur.
7. AlergiAlergi dapat membuat hidung tersumbat yang akhirnya memicu dengkuran, misalnya pada kasus rhinitis alergi, yaitu alergi karena serbuk sari yang membuat penderitanya sampai besin-bersin dan hidung meler. Bisa juga diakibatkan alergi terhadap bulu, terutama bulu hewan perliharaan.
Rhinitis alergi memicu sekitar 20 persen kasus mendengkur. Untuk mengobatinya, semprotan hidung steroid akan membantu mengurangi pemicu alergi yang bisa menyumbat hidung. Antihistamin juga dapat membantu, tetapi akan lebih baik dengan cara menjauhkan sumber alergi.