Miri - Setelah etape cycling berakhir, 7 peserta ekspedisi Women Across Borneo menjelajahi gua-gua indah di Mulu National Park, Serawak, Malaysia. Mereka menyusuri setidaknya 5 gua termasuk gua terpanjang sedunia: Clearwater Cave.
Kemarin adalah hari ke-9 ekspedisi Women Across Borneo berlangsung. Ekspedisi yang diikuti 7 peserta wanita ini digelar oleh perusahaan wisata adventure yakni Caldera. Setelah etape cycling 460 Km dari Pontianak menuju Kuching, para peserta memasuki etape kedua yakni caving atau susur gua.
Mereka tiba di Mulu National Park, Serawak, Malaysia, pada Minggu (14/4). Keesokan harinya mereka menjelajah Lang Cave dan Deer Cave. Kemarin yakni Selasa (16/4), para peserta menjajal Wind Cave dan Clearwater Cave yang disebut-sebut sebagai gua terpanjang di dunia.
Sebelum memasuki gua, para peserta berkunjung ke pasar pagi ala suku asli Malaysia yakni Penan. Penan adalah suku nomadik yang tinggal di hutan-hutan Malaysia.
"Namun karena kondisi hutan yang semakin memprihatinkan, mereka terpaksa kehilangan tempat tinggal," tutur Ketua Tim Ekspedisi Women Across Borneo, Wifka Rahma Syauki, Rabu (17/4/2013).
Setelah melihat pembuatan longhouse dari batu dan semen, mereka naik longboat menuju gua. Butuh waktu 20 menit sampai mereka tiba di anak tangga menuju Wind Cave.
"Untuk menuju mulut goa kami harus menaiki ratusan anak tangga. Sesuai namanya, di gua ini kami memang masih merasakan angin semilir yang sejuk," kata Wifka.
Rupanya Wind Cave tak terlalu besar. Dalam waktu kurang dari 1 jam para peserta sudah keluar dan menuju gua selanjutnya, yaitu Clearwater Cave. Mereka pun kembali ke tangga awal, dan mendaki ratusan anak tangga lagi sampai tiba di area peristirahatan. Minum dan beristirahat wajib hukumnya, karena perjalanan ke Clearwater Cave akan semakin menanjak.
"Di tempat rehat kami sudah disuguhi sungai yang sangat bening sehingga habitat di dalamnya terlihat jelas. Dari situ kami sudah mengerti kenapa gua ini disebut Clearwater," tambah Wifka.
Setelah 10 menit rehat, mereka mulai menyusuri anak tangga dengan kontur lanskap hampir vertikal. Sekitar 200 anak tangga sampai mereka tiba di mulut gua. Beruntung, ada jalur yang bisa dilalui untuk melihat isi gua.
"Clearwater Cave relatif lebih besar dari gua sebelumnya, di dalamnya kami mendengar suara gemericik air sungai yang memang mengalir di dalam. Stalaktit dan stalakmit gua ini sangat menakjubkan, dan masih aktif karena terjaga dengan baik," tambahnya.
Tak sampai di situ, mereka pun beranjak ke Lady Cave. Gua ini merupakan bagian dari Clearwater Cave. Disebut Lady Cave karena terdapat batu yang bayangannya membentuk sosok perempuan sedang berdoa. Di dindingnya terdapat noda-noda hitam berukuran besar. Itulah pertanda bahwa tumbuhan yang tinggal di atas gua telah mati. Semakin banyak tumbuhan mati, semakin besar pula noda hitam itu tampak di dinding gua.
Lelah trekking dan caving, para peserta kembali turun untuk makan siang di tempat rehat sebelumnya. Beberapa peserta pun 'mencicipi' segarnya air sungai yang bening tersebut. Longboat membawa mereka kembali ke Mulu Guest House.