Vermont - Petugas imigrasi AS, memang dikenal sangat ketat namun terkadang dianggap berlebihan. Seorang traveler perempuan tiga kali berurusan dengan petugas imigrasi, karena membawa kondom serta lingerie seksi.
Dari News.com, Selasa (23/4/2013), peristiwa ini terjadi pada Clay Nikiforuk (nama disamarkan) seorang lulusan University of British Columbia. Dia menulis artikel di Huffington Post peristiwa membingungkan yang menimpanya saat traveling melewati AS dengan seorang pria beristri.
Nikiforuk berkata pertama kali dia dicegat oleh petugas di perbatasan darat AS-Kanada di Vermont, AS, Maret silam. Tasnya digeledah petugas setidaknya 5 kali. Petugas menemukan 8 kondom dan lingerie.
"Mereka melihat sinis pada setiap kondom yang mereka temukan. Sebagian besar pertanyaan empat petugas berkaitan dengan kondom dan lingerie saya," ujar Nikiforuk.
Nikiforuk akhirnya mendapatkan visa dua minggu terbatasnya. Sayangnya dia ketinggalan bis dan pesawat saat itu. Sehingga dia harus menungu esok hari untuk melanjutkan perjalanannya.
Dua minggu kemudian, Nikiforuk dituduh petugas Bandara Montreal dan dibawa ke back office. Petugas menginterograsinya mengenai pria yang traveling bersamanya.
Selama interograsi, Nikiforuk mengaku pria tersebut telah menikah dan berencana berbagi kamar hotel dengannya. Parahnya dia dipaksa petugas mengaku seolah kalau mereka sedang berselingkuh.
"Hal selanjutnya yang saya tahu petugas menggeledah tas saya, mengeluarkan kondom, dan melambaikan barang tersebut di depan muka saya," kata Nikiforuk.
Petugas menyangka Nikiforuk adalah pelacur. Ketika Nikiforuk menjawab dia tidak dibayar, Nikiforuk dilepaskan oleh petugas.
Berikutnya saat mendatangi Miami, Nikiforuk mengaku dirinya ditangkap, digeledah, diinterograsi, dan dibentak-bentak selama 8 jam. Petugas bertanya kepada dirinya, "Apa penampilan Anda ini supaya diperkosa orang?"
Nikiforuk kemudian mengatakan pada petugas dia sedang menulis sebuah buku sosiologi mengenai penyerangan seksual. Dia mengajukan keluhan atas insiden tersebut.
Pengacara kantor imigrasi AS, Steven Goldstein berkata pada media Canada Metro News tidak pernah mendengar seseorang ditolak masuk AS karena membawa kondom. Custom and Border Patrol (CBP) AS berkata pada News.com mereka tidak dapat berkomentar karena undang-undang privasi.
"Karena undang-undang privasi, Customs and Border Patrol AS dilarang mendiskusikan kasus atau individu tertentu," kata seorang juru bicara CBP kepada News.com.