Singapura Menjadi Tempat Percontohan Mobil Listrik - Mobil bertenaga listrik dipandang banyak pihak sebagai alternatif ditengah menipisnya cadangan dan meningkatnya harga minyak dunia. Namun yang menjadi hambatan adalah minimnya infrastruktur pengisian tenaga listrik, bahkan di negara-negara maju sekali pun.
Produsen otomotif Bosch ternyata menyadari hal tersebut. Untuk menyelesaikannya, dalam siaran pers, Bosch pun membuat sebuah program penyebaran piranti charge di tempat-tempat umum dan Singapura dipilih sebagai pilot project-nya.
Dalam program tersebut piranti pengisian tenaga listrik yang menggunakan platform E-mobility ini hingga akhir tahun akan disebar di 40 titik di negara kecil, Singapura.
Sejak mulai disebar pada 3 bulan lalu, kini sudah ada lusinan alat charge mobil listrik di jalan-jalan Singapura dan total akan mencapai 40 titik di akhir tahun nanti.
Untuk menggunakan alat charge tenaga listrik ini, para pemilik mobil listrik cukup berlangganan sebesar 180 dollar singapura untuk 1 bulan.
Dengan electromobility software platform yang dibangun oleh Bosch Software Innovations GmbH dan eMobility Solution yang membantu para pemilik kendaraan listrik untuk mencari lokasi terdekat tempat charge ini, memiliki mobil listrik pun tidak perlu takut lagi 'kehabisan tenaga.'
"Khususnya untuk di kota besar, ini sangat mungkin untuk tumbuh dengan layanan-layanan yang terintegrasi," ungkap Heinz Derenbach, managing director of the Bosch Software Innovations.
Di masa depan, ketika bensin sudah tidak lagi menjadi pilihan, Bosch kalau sarana-sarana charge ini akan menjadi peluang bisnis yang menggiurkan pengganti SPBU.
Sebab berbeda dengan SPBU yang memerlukan lahan, sarana-sarana charge mobil listrik ini bisa diintegrasi dengan berbagai layanan lain seperti parkir, misalnya. Jadi, di masa depan, pemilik mobil bisa mengisi ulang tenaga mobil listrik mereka terparkir dan meninggalkannya untuk berbelanja atau makan di sebuah restoran.