Indah dan berbahaya. Begitu komentar perancang busana Musa Widyatmodjo terhadap kutang hitam lancip penyanyi Agnes Monica. Menurut dia, busana itu mencerminkan Agnes adalah wanita yang terbuka. "Agnes adalah sosok yang siap menerima tantangan," katanya, Jumat, 6 Desember 2013. Agnes memakai kutang lancip saat menjadi perwakilan Indonesia pada peringatan 40 tahun hubungan ASEAN-Jepang di NHK Hall Tokyo, Jepang, minggu lalu
Di Indonesia, dikatakan Musa, kutang atau buste hounder(BH)--yang dalam bahasa Belanda berarti pemegang susu--adalah bagian busana penting. Meski pemakaiannya di Indonesia baru marak setelah abad ke-19. Kebiasaan mengenakan kutang diperkenalkan perempuan-perempuan Belanda dan mulai dikenakan di balik (dalam) kebaya.
Sejak itu, menurut Musa, siapa pun perempuan Indonesia yang berani menampilkan kutang di luar bajunya akan dinilai berani alias out of the box. Nah, kata dia, Agnes ini berani. Apalagi dengan memodifikasi kutang itu menjadi lancip sehingga mirip rancangan busana terkenal asal Prancis, yang dirajut Jean Paul Gaultier untuk Madonna pada 1990. "Pakaian Agnes amat berkarakter diva-diva Barat," katanya.
Busana Agnes dan Madonna itu memang sama bagus, tapi bobotnya berbeda. Madonna, kata Musa, adalah inisiator dari busana itu. Sementara Agnes cuma pengikut yang ikut-ikutan. Penyanyi Lady Gaga, dia menambahkan, meski juga memakai kutang lancip, tetap bisa keluar dari bayang-bayang Madonna dan menjadi dirinya sendiri. "Karena Gaga bergaul dengan desainer, penyanyi kita jarang bergaul dengan desainer," tuturnya.
Gaya berpakaian dan pemilihan busana artis diungkapkan Musa seharusnya bukan pilihan stylist-nya. Yang benar, menurut dia, seorang artis harus berkonsultasi dengan perancang yang mengerti busana dari aspek sejarah, budaya, dan estetika. "Sehingga pesan busananya sampai ke khalayak," ujarnya.